Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

      Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Denpasar

berakhlak bangga melayani bangsa

  •   Kamis, 21 November 2024

Strategi Intervensi Berbasis Keluarga untuk Mencegah Diabetes Melitus pada Anak


Oleh: I Gede Agung Junimerta, SKM, MM*

Diabetes melitus tipe 2 semakin banyak ditemukan pada anak-anak di seluruh dunia. Data dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan sekitar 1,1 juta anak dan remaja hidup dengan diabetes pada tahun 2021, dengan angka yang diperkirakan akan terus meningkat (IDF, 2021). Diabetes tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kesehatan mental dan kualitas hidup anak-anak. Oleh karena itu, pencegahan diabetes melitus pada anak sangat penting, dan intervensi berbasis keluarga menjadi salah satu pendekatan yang efektif.

Peran Keluarga dalam Mencegah Diabetes Melitus pada Anak

Intervensi berbasis keluarga melibatkan seluruh anggota keluarga untuk menciptakan gaya hidup sehat bagi anak. Keluarga memainkan peran kunci dalam membentuk pola makan dan kebiasaan anak sejak dini. Dengan dukungan keluarga, upaya menerapkan pola makan sehat dan aktivitas fisik teratur lebih efektif dalam membantu anak-anak menjaga berat badan sehat dan mengurangi risiko diabetes melitus (Bleich et al., 2017).

Contoh nyata dari keberhasilan intervensi berbasis keluarga dapat dilihat pada program Healthy Families di Amerika Serikat. Program ini mendorong orang tua untuk mengajarkan anak tentang pilihan makanan sehat dan pentingnya aktivitas fisik. Partisipasi keluarga dalam program ini terbukti dapat menurunkan indeks massa tubuh (BMI) anak secara signifikan, menunjukkan bahwa keterlibatan keluarga adalah faktor kunci dalam pencegahan diabetes melitus (Krebs et al., 2020).

Pengembangan Aktivitas Fisik Bersama dalam Keluarga

Kegiatan fisik bersama keluarga adalah strategi penting dalam mencegah diabetes pada anak. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), anak-anak perlu melakukan aktivitas fisik setidaknya 60 menit setiap hari untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah obesitas (CDC, 2020). Keluarga dapat mendukung dengan membuat kegiatan fisik yang menyenangkan dan menarik, seperti bersepeda, berjalan di taman, atau bermain olahraga seperti sepak bola dan basket. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya menjaga kebugaran fisik anak, tetapi juga memperkuat hubungan keluarga, yang dapat meningkatkan motivasi anak untuk tetap aktif (Hesketh et al., 2017).

Selain itu, teknologi dapat dimanfaatkan untuk mendorong aktivitas fisik. Penggunaan aplikasi atau perangkat pelacak aktivitas yang mencatat langkah dan kalori terbukti meningkatkan motivasi anak untuk bergerak dan berkompetisi secara sehat dengan anggota keluarga lainnya (Fitzgerald et al., 2019).

Pengenalan Pola Makan Sehat

Pengenalan makanan sehat dalam pola makan sehari-hari menjadi faktor kunci dalam pencegahan diabetes melitus pada anak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan bahwa konsumsi makanan tinggi gula, lemak jenuh, dan makanan olahan meningkatkan risiko obesitas dan diabetes (WHO, 2020). Keluarga dapat mulai menyediakan makanan sehat di rumah, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Dengan akses yang mudah ke makanan sehat, anak-anak diharapkan lebih memilih untuk mengonsumsi makanan bergizi (Zepeda et al., 2018).

Melibatkan anak dalam proses memasak juga dapat menjadi cara efektif untuk mengajarkan mereka tentang makanan sehat. Dengan memberi tanggung jawab kepada anak dalam memilih dan menyiapkan makanan, diharapkan mereka lebih menghargai makanan sehat yang tersedia di rumah. Selain itu, mengurangi konsumsi makanan cepat saji dan minuman manis di rumah merupakan langkah penting, karena konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes (CDC, 2020).

Peran Orang Tua sebagai Panutan Gaya Hidup Sehat

Orang tua memainkan peran utama dalam menerapkan gaya hidup sehat. Kebiasaan dan perilaku sehat yang dicontohkan oleh orang tua cenderung diikuti oleh anak-anak mereka. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dari orang tua yang aktif secara fisik dan mengonsumsi makanan sehat memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk melakukan hal yang sama (Fitzgerald et al., 2019).

Orang tua juga perlu menciptakan lingkungan yang mendukung, seperti menyediakan makanan sehat di rumah, menjadwalkan waktu untuk berolahraga bersama, dan membatasi waktu menonton televisi atau bermain video game. Pendidikan gizi juga perlu dilakukan, misalnya dengan mengajarkan anak-anak tentang cara memilih makanan sehat dan membaca label gizi. Pengetahuan ini penting agar anak-anak bisa membuat keputusan yang lebih baik tentang makanan yang mereka konsumsi (Graham et al., 2018).

Kesimpulan dan Rekomendasi

Strategi Intervensi Berbasis Keluarga untuk Mencegah Diabetes Melitus pada Anak

Pencegahan diabetes melitus pada anak membutuhkan partisipasi aktif keluarga melalui strategi intervensi berbasis keluarga. Anak-anak dapat diajarkan kebiasaan hidup sehat melalui kegiatan fisik bersama, pola makan sehat, dan pendidikan gizi yang berkelanjutan. Orang tua sebagai panutan dan pendukung utama sangat berperan dalam pembentukan kebiasaan sehat pada anak.

Sebagai rekomendasi, keluarga disarankan untuk aktif dalam aktivitas fisik, menyediakan makanan sehat, dan mendidik anak tentang pentingnya gizi. Program-program pendidikan yang melibatkan keluarga juga dapat meningkatkan kesadaran tentang pencegahan diabetes. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan tercipta generasi yang lebih sehat dan terhindar dari risiko diabetes melitus, menuju Indonesia Emas 2045.

Artikel Asli : Unduh

*Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya pada BBKK Denpasar

Disampaikan untuk memperingati Hari Diabetes Internasional 14 November 2024

Berita Lainnya

end_script -->
Skip to content